Rabu, 21 Mei 2014

Secuil Kisahku "Work"

          Sebagai manusia biasa saya selalu ingin menemukan jalan yang terbaik buat hidup saya seperti yang semua orang inginkan, termasuk urusan karier dan dalam mencari nafkah. Saya orang yang gemar dengan olahraga, tetapi sewaktu kecil saya bercita-cita ingin menjadi dokter perspektif dan doktrin yang orang-orang tanamkan kepada anak-anak kecil. Saat saya duduk di bangku SMA saya berubah keinginan menjadi seorang guru, dan untuk menunjang keinginan saya, saya mendaftar kuliah di Universitas Negeri Yogyakarta dan mengambil jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (PJKR), Fakultas Ilmu Keolahragaan sesuai cita-cita dan kegemaran saya. Dan seperti memang sudah jalan dan seperti keinginan saya, sayapun diterima di Campus itu, nah dari sinipun jalan hidup saya dimulai.
          Saya mulai bertemu dengan seorang Pengusaha Bimbel, Percetakan, pemain saham dan pemilik saham terbesar di sebuah BANK Daerah. Sayapun dikenalkan dunia usaha dengan pengalaman, saya diajak untuk bekerja ditempatnya, pertama saya ikut orang kepercayaannya untuk menjaga stand-stand pupuk organik produksi sendiri, saya juga diajari bagaimana membuat pupuk organik dan pengemasannya, bermain dengan kotoran ternak jadi sudah terbiasa. Memikul pupuk berisi fermentasi kotoran ternak ke mobil orang-orang kaya yang membeli pupuk untuk tanaman hiasnya juga sudah makanan sehari-hari saya. Dari sinilah jalan pikiran saya juga mulai berubah, dunia ini mulai menyenangkan. Insya Allah akan saya bahas di tulisan saya berikutnya. Akhir cerita berkat kepercayaan beliau saya kini diberi kepercayaan memegang usaha sendiri di bidang penjualan Handphone dan elektronik bisa di kredit yang sudah berjalan dua tahun ini yang Alhamdulillah hasilnya bisa lebih dari cukup kalau untuk jajan saja hehehhee...

*****Sebelumnya maaf yaa..tulisan ini hanya sepotong dan tidak tertata.. kalau orang jawa bilang magel hhe.. yah maaf besok akan saya perbaiki kalau pas pikiran plong dan lenggang hhe..
          
         
     

Selasa, 20 Mei 2014

“KICAU MANIA” HOBI MAHAL dan ELEGAN


Kicau mania sekarang sudah merebah ke semua kalangan dan menyebar di semua daerah. Hobi yang sekarang sudah menjadi hobi mahal dan tidak bisa di pandang sebelah mata. Kicau mania sudah menyebar dan meluaskan sindromnya di semua kalangan, Baik dari kalangan anak-anak sampai kalangan pengusaha besar. Ketika kita lewat di ruas-ruas jalan kecil pemukiman ataupun perumahan, banyak di antara warga yang terdapat sangkar burung yang tergatang di pojok rumah dan bahkan ada yang berjajar banyak seperti orang jualan di pasar burung. Dan tentunya sangkar tersebut berisi sebuah kelangenan atau burung gacoan kesayangan milik si kicau mani. 
Burung yang di pelihara oleh pecinta kicau mania pun bermacam-macam dan berbagai jenis. Dimulai dari anak-anak SD yang biasa memelihara burung Pleci, sampai kalangan menengah keatas yng memelihara berbagai macam burung, ada burung kenari, love bird, kacer poci, cucak hijau, sulingan,cucak jenggot, pentet, murai batu, anis merah, anis kembang dan bahkan ada juga yang memiliki burung legendaris cucak rowo. 
Kontes burung pun selalu ramai di hadiri oleh para pecinta kicau mania, baik yang datang untuk mengadu gacoan burungnya ataupun yang hanya datang menyaksikan burung-burung yang sedang bersolek dan berkicau di atas gantangan bak para seniman yang berlomba mengeluarkan kemampuan potensi suara merdunya.
Burung kicauan sekarang memiliki mahar yang tidak murah, dimulai dari burung ombyokan yang di jual di pasar seharga 20rb an, sampai burung kelas kontes yang berharga puluhan bahkan ratusan juta. Tidak hanya burungnya yang mahal, sangkar dari si burung pun benake ragam jenisnya, dan tentunya memiliki harga yang bermacam-macam pula. Dimulai dari sangkar kecil yang terbuat dari bambu dan hanya seharga sekitar 20rb-an sampai sangkar ukiran kayu yang seharga jutaan rupiah. 
Kalau kita tengok dari segi harga, memiliki hobi memelihara burung kicauan memang bukan hobi yang murah. apalagi yang sudah kelas kontes, Bisa rela menjual mobilnya demi mendapatkan burung jawara di gantangan. Rela di marahin istri setiap hari demi menyalurkan hobinya kontes burung di luar kota.
Tujuan dari semua ini tidak lain hanyalah kepuasan nafsu batiniah. Inilah hobi, hobi yang bisa membuat saya sadar akan mahalnya sebuah kesenangan. Hobi yang mengajarkan saya bagaimana cara untuk selalu berusaha mendapatkan apa yang saya inginkan. Hobi yang mengajarkan saya tentang kebanggaan akan sebuah kehebatan sang gacoan. Betapa bahagianya ketika gacoan kita mendapatkan nomor saat kontes, betapa bangganya kita. Inilah salah satu hobi yang tidak bisa di pandang sebelah mata. Kami kicau mania tidak semuanya berasal dari orang yang berduit, namun hobi kami mahal.
by. sahabatku @fauzizeen